Minggu, 20 Juni 2010

Konflik ITATS 8

Senin, 31/05/2010 14:28 WIB
Polemik Kampus ITATS
Dukung Rektor, Puluhan Karyawan dan Dosen Ngelurug Polda
Rois Jajeli - detikSurabaya



Foto: Rois Jajeli 
 
Surabaya - Puluhan massa tergabung dalam Paguyuban Karyawan dan Dosen (PKD) Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) mendatangi gedung Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrim) Polda Jatim. Mereka menyerahkan bukti-bukti terkait kasus dugaan penggelapan yang dilakukan Rektor ITATS.

"Kedatangan kami ke polda untuk memberikan support kepada Rektor. Selain itu,
kita juga menyerahkan bukti-bukti seperti SPP mahasiswa, laporan pertanggungjawaban rektor dan bukti-bukti lainnya ke penyidik," kata pengurus
PKD ITATS Widjokongko kepada wartawan di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Senin (31/5/2010).

Puluhan dosen dan karyawan ITATS ini masuk ke area Mapolda Jatim mengendarai kendaraan pribadi. Kemudian mereka berjalan menuju ke gedung Ditreskrim sambil membentangkan bendera kebesaran ITATS, bendera merah putih dan membentangkan poster.

Diantaranya bertuliskan: "Solidaritas tolak tindakan kriminal terhadap Rektor ITATS' dan poster lainnya. Mereka juga membawa barang bukti seperti berkas-berkas SPP mahasiswa serta laporan pertanggungjawaban rektor ke yayasan.

Kedatangan mereka ini tak disangka oleh petugas piket Polda Jatim. Anggota provost dari Bidpropam Polda Jatim langsung meminta mereka untuk menurunkan dan
melipat bendera maupun poster.

"Bukti-bukti ini kita akan berikan ke penyidik, agar diaudit secara independen. Bukti-bukti ini perlu disikapi, karena rektor kami tidak melakukan hal itu," tuturnya.

PKD berharap, agar kasus yang menyeret rektornya tidak sampai dilakukan penahanan. Alasannya, tenaga rektor masih dibutuhkan demi kelangsungan proses
belajar mengajar dan akademik di kampus ITATS.

"Kita ingin audit dari pihak independen tentang keuangan kita. Karena selama ini
rektor sudah memberikan laporan pertanggungjawaban ke yayasan, tapi yayasan
tidak pernah memberikan laporan ke rektor. Kita ingin transparansi, jangan
sampai dijadikan ajang politik," jelasnya.

Sebelumnya, Hadi Setiyawan dan Abdul Zikri adalah sahabat karib. Setelah lulus
dari ITATS, keduanya bekerjasama berjuang menggulingkan Ik Shandy, Ketua Yayasan Pendidikan Teknik Surabaya (YPTS) 2005. Perjuangan mereka berhasil dan mereka bagi kavling kekuasaan serta pengelolaan dana.

Zikri menjabat sebagai Ketua YPTS dan mengelola Dana Sumbangan Pembangunan (Uang Gedung) sedangkan Hadi menjabat sebagai Rektor dan diberikan jatah mengelola uang SPP.

Belum sampai 5 tahun menjabat sebagai rektor maupun ketua yayasan, keduanya
berseteru dan saling melaporkan ke polisi. Hadi menuduh Zikri menilep uang
sebesar Rp 20,7 M, sedangkan Zikri menuduh Hadi menilep uang sebesar Rp 3 M.

Rektor ITATS Ir Hadi Setiyawan dilaporkan oleh Ketua YPTS Abdul Zikri diduga
menggelapkan dana SPP sebesar Rp 3 miliar ke Polda Jatim, yang kasusnya saat ini
ditangani Satuan Pidana Ekonomi (Satpidek) Ditreskrim Polda Jatim.

(bdh/bdh) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar