Selasa, 13 Juli 2010

9 Desain Arsitektur Kereta Bawah Tanah

9 Desain Arsitektur Kereta Bawah Tanah Tergokil
 


1. Stockholm Tunnelbana ( Swedia )
Spoiler for nih dia gambarnya sliakan di simak:



2. munich u-bahn ( Jerman )
Spoiler for nih dia gambarnya sliakan di simak:




3. bilbao metro ( Spanyol )
Spoiler for nih dia gambarnya sliakan di simak:




4. shanghai – bund sightseeing tunnel
Spoiler for nih dia gambarnya sliakan di simak:




5. dubai – metro station
Spoiler for nih dia gambarnya sliakan di simak:




6. Tokyo – iidabashi station
Spoiler for nih dia gambarnya sliakan di simak:





7. Moscow – komsomolskaya station
Spoiler for nih dia gambarnya sliakan di simak:



8. Toronto – museum station (Kanada)
Spoiler for nih dia gambarnya sliakan di simak:



9. Barcelona – drassanes station
Spoiler for nih dia gambarnya sliakan di simak:


ARSITEKTUR GOTHIC

Senin, 05 Juli 2010

VILLA PAYA-PAYA rancangan ABODAY

VILLA PAYA-PAYA rancangan ABODAY















Villa ini berlokasi di Seminyak, Bali, Indonesia. Konon, lahan ini bekas kebun pepaya dan pternakan babi. Konsep "natah" yg merupakan konsep arsitektur lokal bali dimunculkan dengan balutan massa kubus, tampaknya hanya gazebo yg beratap tradisional. Massa yg ada tlah berhasil membawa sequence ruang yg menarik.

Gedung Pencakar Langit Penangkap Hujan (rain collector skyscraper)

Quote:

Quote:
Mahasiswa arsitektur Polandia, Ryszard rychlicki dan Agnieszka Nowak dari H3AR mendapat perhatian khusus untuk usulan mereka dalam kompetisi 2010 pencakar langit.

'Pencakar langit pengumpul hujan' adalah sebuah bangunan yang atap dan eksternal shellnya terdiri dari sistem talang, yang ditujukan untuk menangkap curah hujan sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduknya. konsumsi harian rata-rata air per orang adalah 150 liter, yang 85 liter dapat digantikan oleh air hujan. Dalam air tiga puluh tahun terakhir konsumsi air telah meningkat signifikan. Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap seperti meningkatnya jumlah mesin cuci dan mesin cuci piring, meningkatkan popularitas taman perangkat mandi dan WC pembilasan. Sepertiga dari air yang digunakan di rumah tangga di negara-negara barat yang digunakan di toilet. Sejak tahun 1900 jumlah air konsumsi di AS telah meningkat 1000%. saat ini, sebuah american rata-rata menggunakan lima kali lebih banyak air bahwa warga negara-negara berkembang. Seperti kenaikan terkait antara lain untuk meningkatkan standar hidup. Di sisi lain, hobi nasional Denmark adalah mengumpulkan air hujan untuk mencuci dan menyiram tanaman. Dalam sepuluh tahun terakhir penggunakan rata-rata air murni di Denmark turun sebesar 40% dan penduduk yang disebut eko-desa menggunakan sepertiga dari rata-rata nasional.

Mengingat data ini, mereka memutuskan untuk merancang sebuah menara, struktur yang akan memungkinkan untuk menangkap dan mengolah air hujan sebanyak mungkin untuk menyediakan air bagi penduduknya. Tanaman, ribuan tahun telah mengembangkan sistem untuk menangkap dan pengolahan curah hujan. Sistem seperti ini membantu mereka untuk mengatasi defisit air. Sama, mereka juga ingin meniru mekanisme sederhana yaitu menangkap curah hujan dan mengolahnya. Awalnya, dalam merancang menara, mereka fokus pada pembentukan dan pemodelan permukaan atap untuk menangkap sebanyak mugkin curah hujan. Di bawah permukaan atap, ada penyimpan air dalam bentuk corong yang besar dan bidang buluh, yang berfungsi sebagai unit pengolahan air hydro raya. Setelah diproses selanjutnya dikirim ke apartemen. Jaringan selokan di permukaan luar bangunan dirancang untuk menangkap curah hujan yang mengalir dari gedung. Curah hujan yang mengalir tersebut dikirimkan ke lantai dan surplus disimpan dalam reservoir di bawah gedung. Air ditangkap dan diproses oleh gedung dapat digunakan untuk pembilasan toilet, mesin cuci, menyiram tanaman, membersihkan lantai dan aplikasi domestik lainnya. Dianalisis, curah hujan di beberapa kota besar di negara maju, diperoleh rumus yang menunjukkan berapa persen dari konsumsi air harian murni dapat digantikan dengan curah hujan berkat teknologi diterapkan dalam bangunan ini.

Quote:
Quote:
bagian atas "rain collector skyscraper"

Quote:
Quote:
detail balkon

Quote:
Quote:
bagaimana hujan berkontribusi ke seluruh bangunan

Quote:
Quote:
saluran yang merupakan inti dari bangunan

Quote:
Quote:

tabel konsumsi air

Quote:
Quote:
air digunakan kembali dan diedarkan di sekitar gedung

METAFORA (definisi dalam arsitektur)

METAFORA (definisi dalam arsitektur)

Metafora mengidentifikasikan hubungan antara benda dimana hubungan tersebut lebih bersifat abstrak daripada nyata serta mengidentifikasikan pola hubungan sejajar. Dengan metafora seorang perancang dapat berkreasi dan bermain-main dengan imajinasinya untuk diwujudkan dalam bentuk karya  arsitektur.

Metafora dapat mendorong arsitek untuk memeriksa sekumpulan pertanyaan yang muncul dari tema rancangan dan seiring dengan timbulnya interpretasi baru. Karya –karya arsitektur dari arsitek terkenal yang menggunakan metoda rancang metafora,hasil karyanya cenderung mempunyai langgam Postmodern.

Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s Dictionary :
§     A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea in place of another to suggest a likeness between them
§     A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit comparison or analogies
§     A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable
§     The use of words to indicate something different from the literal meaning

Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”
Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain             menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.
            Ada tiga kategori dari metafora
§     intangible Metaphor (metafora yang tidak diraba)
yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep,     sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)
§     Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba)
Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material
§     Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya)
Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai    unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk     mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction of Architecture”
Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal

Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”
Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.

Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in Architecture”
Transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different from. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metod kreatifitas yang ada dalam desain spektrum perancang.

SIMBOLISME (definisi)

SIMBOLISME (definisi)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Simbol (kata benda)    : lambang
Simbolik (adjektif)      : sebagai lambang, menjadi lambang, mengetahui lambang.
Simbolisme                  : perihal pemakaian simbol (lambang) untuk mengekspresikan ide-ide.
Menurut Kamus Webster :
Symbol :
  • simbol merupakan sebuah obyek yang berfungsi sebagai sarana untuk mempresentasikan sesuatu hal yang bersifat abstrak, misalnya burung merpati sebagai simbol kedamaian.
  • simbol merupakan sebuah tanda, isi yang singkat, menyertai sifat sebuah obyek, proses berkualitas, kuantitas, memenuhi muatan- muatan tertentu misalnya simbol pada konteks bidang musik, kimia, matematik dan lain-lain.
Symbolic :
  • of or expressed is a symbol as simbols
  • that serves as a symbol (of something)
  • using symbolism
Symbolism :
  • the representation of things by use of symbols, especially an art or literature 
  • a system symbols 
  • symbolic meaning
Menurut P. Gauguin and O Redon, Ensiklopedia VI hal. 3178 :
Simbolisme adalah gerakan baru dalam seni. Dalam hal ini seni lukis sebagai reaksi terhadap gerakan naturalisme, dimana gerakan naturalis mengutamakan gerakan yang sewajarnya atau sesuai dengan hal-hal yang nyata. Seseorang tidak usah melukiskan kenyataan secara seksama (naturalis) dan setiap warna, bentuk, maupun garis tetapi dapat menimbulkan berbagai perasaan atau makna simbolis.
Menurut Charles Sanders Peirce (Teori Trikonomi Semiotika Arsitektural):
Simbol merupakan tanda yang hadir karena mempunyai hubungan yang sudah disepakati bersama atau sudah memiliki perjanjian (arbitrary relation) antara penanda dan petanda.
Dalam Meaning and Behavior in the Built Environment, Charles membagi sign menjadi 3, yaitu :
  • Iconic sign. Sign yang mengingatkan kita pada obyeknya melalui beberapa macam persamaan yang kompleks.Contoh : stan yang menjual hot dog mempunyai bentuk seperti hot dog. 
  • Indexial sign. Sign yang menunjukkan pada obyak tertentu dalam hal fisik, maknanya dapat dibaca tanpa symbol pengetahuan budaya. Terdapat hubungan yang eksis antara signifier (symbol) denngan signified (konsep).Contoh : jendela berarti mempunyai fungsi untuk melihat view. 
  • Symbol. Sign yang dipelajari sebagai makna sesuatu dalam konteks budaya tertentu. 
Sedangkan  dalam Sign, Symbol and Architecture, Charles Sanders Peirce menjelaskan :Symbol adalah suatu tanda atau gambar yang mengingatkan kita kepada penyerupaan benda yang kompleks yang diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dalam konteks budaya yang lebih spesifik atau lebih khusus.
Menurut DR. Ir. Galih Widjil Pangarsa Arsitektur Simbolisme merupakan arsitektur yang sekedar mengejar kenikmatan panggung status sosial dengan menempelkan simbol-simbol baru pada zamannya dimana tidak jarang merupakan kegiatan plagiatisme.

KLASIFIKASI & CIRI-CIRI : ARSITEKTUR MODERN, PASCA MODERN & PURNA MODERN (CHARLES JENCKS)


KLASIFIKASI & CIRI-CIRI : ARSITEKTUR MODERN, PASCA MODERN & PURNA MODERN (CHARLES JENCKS)

No.
Modern (1920-1960)
Late Modern (1960-  )
Post Modern (1960- )
I


D



E



O



L



O



G



I



C



A



L
1 One International Style, or ‘no style’ :
  • Bnetuk Model sama dimanapun berada
  • Tanpa langgam / gaya
Unconscions Style :
  • Secara tidak sadar telah memakai langgam / gaya.
Double-coding of Style :
  • Menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsur lain (vernacular, local, komersial, konstektual), juga berarti memperhatikan nilai-nilai yang dianut arsitek dan penghuni atau masyarakat awam
2 Utopian and Idealist :
  • Arsitek seakan-akan melaksanakan impiannya memperbaiki realita dan cenderung bersifat memaksakan.
Pragmatic :
  • Setiap bangunan didirikan untuk tujuan tertentu.
  • Tiap bangunan mempunyaiciri khasnya masing-masing.
  • Bangunan setujuan mempunyai kemiripan satu sama lain
Popular and Popularist:
  • Tidak terikat oleh aturan atau kaidah tertentu, tetapi mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
3 Deterministic form, fungtional /D.F.F :
  • Syarat utama dari bangunan adalah bangunan mencapai kegunaaan yang semaksimal mungkin.
  • Ruang – ruang yang direncanakan sesuai dengan fungsinya.
  • Bangunan tidak harus berdiri dari kepala, badan dan kaki.
Loose Fit :
  • Bentuk yang ditampilkan tidak sesuai dengan fungsi atau kehilangan kecocokannya dengan fungsi.
Semiotic Form :
  • Bentuk yang ada mempunyai tanda makna dan tujuan sehingga penampilannya sangat mudah dipahami.
4 Zeitgeist :
  • Berlatar balakang logika dan keilmuan.
Late – Capitalist :
  • Berlatar belakang efisiensi dan keuntungan.
Tradition and Choice :
  • Bentukan yang ada mengandung unsure-unsur atau nilai-nilai tradisi yang penerapannya secara terpilih, atau disesuaikan dengan maksud dan tujuan perancang.
5 Artist as Prophet/healer :
  • Arsitek mendudukkan diri sebagai yang maha tahu.
Suppressed Artist :
  • Arsitek merasa dibatasi / tertekan dan terpaksa untuk memunculkan kreatifitasnya.
Artist / Client :
  • Arsitektur mengandung dua hal pokok yang menjadi tuntutan perancang. Bersifat seni (intern) dan bersifat umum (ekstern) sehingga mudah dipahami.
6 Elitst / ‘for every man’ :
  • Arsitekturnya lebih menonjolkan sikap eksklusif perancangnya yang tumbuh dari keinginan bersama.
Elitist Profesional :
  • Arsitekturnya lebih menonjolkan sikap eksklusif perancangnya saja.
Elitist and Participative
  • Arsitekturnya lenih menonjolkan kebersamaan serta mengurangi sikap keangkuhan.
7 Wholistic, comprehensive redevelopment :
  • Adanya pemahaman yang menyeluruh dan saling mendukung antar elemen-elemen pembentuk arsitektur.
Wholistic :
  • Adanya kesatuan antar unsure-unsur pembentuknya.
Piecemeal :
  • Adanya penerapan unsur-unsur dasar seperti history, vernacular, lokasi, dll
8 Architect as savior/doctor :
  • arsitek menempatkan dirinya sebagai penyelamat/penyembuh dari segala permasalahan arsitektur dan yang mempunyai banyak gudang ide.
Architect provides service :
  • Arsitek menempatkan dirinya sebagai pelayan aau penerjemah ide
Architect as representative and activist :
  • Arsitek berfungsi sebagai wakil penerjemah ide kepada perencana dan secara aktif berperan serta dalam perancangan
Sumber : Charles Jencks – Vision of the Modern -UIA

FIRMITAS

FIRMITAS

ANTARA STRUKTUR KABEL DAN SARANG LABA-LABA
images1.jpg
 “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk, atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk…” (QS. Al-Baqarah [2]: 26)
Seperti halnya nyamuk dan lalat, laba-laba seringkali dianggap sebagai makhluk yang tidak penting dan merugikan. Namun, di dalam ayat di atas Allah SWT menyatakan diri-Nya tiada segan membuat perumpamaan dengan binatang-binatang yang kita anggap remeh itu, karena bagi orang-orang beriman, mereka meyakini bahwa kebenaran adalah milik Allah SWT. Sebesar atau sekecil apapun kebenaran itu, tetaplah akan mengantarkan manusia kepada kesadaran akan kesempurnaan ciptaan Allah SWT. Di balik makhluk-makhluk kecil itu, terdapat pelajaran dan hikmah yang besar bagi manusia, agar menyadari dan menjalankan tujuan penciptaannya di muka bumi, yaitu sebagi khalifah sekaligus sebagi hamba Allah SWT.
Dalam pembahasan mengenai firmitas dalam sarang laba-laba ini, akan dijelaskan mengenai struktur jaring laba-laba, keunggulan desainnya dan penerapannya dalam dunia arsitektur saat ini. Pembahasan ini diharapkan dapat mengantarkan kita kepada pemahaman yang lebih dalam mengenai kesempurnaan arsitektur di alam semesta. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan segala isinya, tidak lain adalah sebagai petunjuk dan pelajaran bagi manusia yang mau berpikir. “…dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk…”.
Laba-laba merupakan salah satu binatang yang diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk membangun sarangnya dengan potensi yang ada di dalam tubuhnya sendiri. Tubuh laba-laba menghasilkan benang sutera dengan diameter kurang dari seperseribu millimeter.
Dalam bukunya “Keajaiban pada laba-laba”, Harun Yahya menginformasikan bahwa benang sutera ini memiliki kekuatan lima kali lebih besar daripada sehelai kabel baja dengan diameter yang sama. Selain itu, benang ini juga memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi, yaitu dapat menahan regangan sampai empat kali panjang awalnya. Elastisitas yang demikian besar ini berguna untuk menahan mangsanya secara perlahan, sehingga terhindar dari bahaya putusnya jaring. Keistimewaan lainnya, dengan panjang sekitar 40.000km (setara dengan panjang keliling bumi), sehelai benang sutera ini bahkan hanya memiliki berat sebesar 320gram.
Dari uraian di atas, terdapat tiga sifat utama yang dimiliki oleh sebuah jaring laba-laba, yaitu kuat, elastis, dan ringan. Dari berbagai penelitian yang memakan waktu cukup lama, akhirnya para ahli menyimpulkan bahwa cara pembuatan jaring laba-laba memiliki tingkat kemiripan yang sangat tinggi dengan proses pembuatan serat-serat industri.
Laba-laba mengeraskan benang-benang sutera yang dimilikinya dengan cara mengasamkannya. Serangkaian panjang proses terjadi di dalam tubuh laba-laba, melibatkan berbagai bahan baku dengan sifat yang beragam. Tubuh laba-laba itu sendiri adalah sebuah pabrik yang memproduksi berbagai jenis jaring, sesuai dengan kebutuhan. Di dasar perut laba-laba ditemukan kelenjar-kelenjar sutera yang menghasilkan unsur yang berbeda. Kombinasi unsur-unsur ini pada akhirnya menghasilkan benang-benang sutera yang beragam pula. Selain  itu, tubuh laba-laba dilengkapi pula dengan berbagai pompa dan system tekanan yang canggih.
Dengan segala potensi yang terdapat di dalam tubuhnya itulah, laba-laba memproduksi bahan baku ‘keratin’ menjadi serat yang dikeluarkan melalui cerat-cerat pemintal yang berfungsi sebagai kran. Tekanan semprotan benang dapat diatur dengan kran ini. Dengan cara inilah diameter, daya tahan dan elastisitas benang ditentukan. Jadi, kharakteristik benang ditentukan oleh kecepatan dan tekanan saat dikeluarkan, tanpa mengubah susunan kimiawinya.
Setidaknya terdapat tujuh macam benang sutera untuk keperluan yang berbeda-beda, yaitu sutera untuk membentuk jaring dan bingkai, sutera lengket untuk menangkap mangsa, sutera pelekat yang melapisi sutera spiral, serat tambahan untuk memperkuat bingkai, sutera kepompong, sutera pembungkus mangsa, dan sutera pelekat rangka ke struktur pondasi. Berbagai jenis benang yang dihasilkan ini menunjukkan tingkat kecanggihan dan kesempurnaan yang sangat tinggi pada arsitektur sarang laba-laba.
Allah SWT yang Maha Mengetahui telah melengkapi laba-laba dengan segala potensi yang sangat sesuai dengan fungsi-fungsi yang dibuthkan. Dalam dunia arsitektur, segala sesuatu yang dirancang sesuai dengan fungsinya, akan terhindar dari kesia-siaan dan kemubadziran.
Dari segi arsitektural, jaring laba-laba terdiri dari serangkaian benang-benang bingkai penahan beban, benang-benang spiral penangkap dan benang-benang pengikat yang menyatukan semuanya. Untuk menangkap mangsa dan memerangkapnya, selain memiliki benang-benang spiral yang berlapiskan zat perekat, sarang laba-laba juga dilengkapi dengan tingkat elastisitas yang optimal.
Elastisitas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan jaring kehilangan bentuk ketika benang-benang menempel karena mangsa yang meronta, sedang elastisitas yang terlalu rendah mengakibatkan mangsa yang terbang dan menubruk jaring terpental balik. Selain itu, elastisitas jaring laba-laba juga disesuaikan dengan kecepatan angin dan gerakan-gerakan benda yang dijadikan tempat melengketnya jaring.
Jaring laba-laba merupakan satu-kesatuan system struktur, yang masing-masing bagiannya saling mempengaruhi. Benang-benang pembentuk jaring merupakan benang-benang yang meregang, dan gaya yang bekerja pada struktur adalah gaya tarik. Pada keadaan normal, benang-benang yang teregang biasanya terputus karena retakan yang terjadi pada permukaan akan membelah benang dengan cepat. Gaya-gaya yang bekerja di sepanjang serat terpusat pada retakan dan mengakibatkan sobekan ke dalam semakin cepat.
Hal yang menarik, adalah pada sarang laba-laba, komposisi bahan yang terdiri dari rantai asam amino dan kristal mencegah peristiwa ini. Kristal-kristal yang tersusun secara teratur dalam benang menyebabkan sobekan-sobekan yang terjadi berbelok-belok dan melemah. Selain itu, laba-laba juga melumuri sebagian jaring yang digunakan menangkap mangsanya dengan cairan khusus. Cara ini kemudian digunakan pula pada kabel-kabel industri yang menahan beban berat, seperti pada jembatan layang dan high-rise building. 
Dalam dunia arsitektur, prinsip ini diterapkan dalam bangunan-bangunan yang menggunakan struktur kabel dan tenda. Kelemahan dari arsitektur yang hanya menahan gaya tarik ini, adalah kurang mampu menahan gaya tekan, terutama gaya tekan yang datang tiba-tiba dan melebihi ambang batas bangunan. Karena itu, pada sebagian besar bangunan konvensional, penggunaan baja yang memiliki kekuatan dalam menahan gaya tarik dikombinasikan dengan penggunaan beton yang memiliki kekuatan menahan gaya tekan.
Jaring laba-laba yang sangat kuat menahan gaya tarik itu, dapat dengan mudah rusak apabila mengalami tekanan yang besar atau tiba-tiba. Gangguan-gangguan binatang yang membuatnya tercerabut dari pondasinya membuat jaring kehilangan kemampuannya menahan regangan. Sebagai sebuah struktur, kerusakan pada salah satu bagian sarang laba-laba, misalnya putusnya salah satu benang, mengakibatkan bagian lainnya melemah dan berangsur-angsur putus pula. Hal ini dikarenakan, kemampuan menahan gaya tarik yang jauh berkurang pada keseluruhan struktur.
Kelemahan lainnya adalah, benang-benang spiral untuk menangkap mangsa dapat dengan mudah rusak karena hujan, debu, atau gerakan mangsa yang terperangkap. Karena itu, jarrng laba-laba memerlukan pengurusan terus-menerus.
Dalam waktu singkat, sebuah jaring laba-laba dapat kehilangan kemampuan untuk menangkap mangsanya. Jaring itu harus dibongkar dan dibangun kembali secara berkala. Cara yang digunakan oleh laba-laba, adalah dengan memakan dan mencerna kembali benang yang dibongkar, kemudian menggunakannya kembali setelah melalui proses pencernaan. Hal ini berlangsung dalam jangka waktu sekitar 24jam. Sebagian laba-laba memakan jaringnya pada malam hari dan membangunnya kembali pada pagi hari, sebagian lagi membangun jaringnya pada malam hari dan telah memakannya kembali pada pagi harinya.
Karena itulah, Al-Qur’an mengumpamakan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah SWT seperti laba-laba yang membangun rumahnya dan mengharapkan perlindungan di dalamnya, padahal sebenarnya merekalah yang terus-menerus melindungi rumah itu dari kerusakan.
 “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesugguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabuut[29]: 41) 
Dalam tafsir Al-Mishbah, M.Quraish Shihab memaparkan penjelasan Mustafa Mahmud, bahwa ayat di atas tidak menyatakan sesungguhnya serapuh-rapuh benang adalah benang laba-laba, namun menyatakan rumah laba-laba sebagai rumah yang rapuh. Hal ini menunjukkan, bahwa yang dimaksudkan pada ayat di atas, adalah sarang laba-laba sebagai satu-kesatuan struktur. Seperti telah dijelaskan di atas, kerusakan pada salah satu bagian sarang laba-laba, mengakibatkan bagian yang lainnya melemah dan berangsur-angsur putus pula. Maha Suci Allah SWT yang menciptakan kekuatan di balik kerapuhan dan menyembunyikan kerapuhan di balik kekuatan.
 “…Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidk menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu…” (QS. Al-Hijr[15]: 21) 
Sementara itu, dari segi estetika dapat kita lihat suatu komposisi yang sangat teratur dari berbagai jenis jaring laba-laba yang bertebaran di sekitar kita. Perulangan-perulangan yang tampak dari setiap ruasnya bertemu pada pusat jaring sebagai pusat perhatian (point of view), yang digunakan untuk menarik perhatian mangsa.
Sepintas lalu, sarang laba-laba akan terlihat simetris, namun jika diperlihatkan lebih lanjut akan terlihat keragaman ukuran yang membuat desain terasa dinamis namun tetap menyatu, karena adanya kesamaan bahan pembentuknya.
Pada beberapa jenis laba-laba, sarang laba-laba yang umumnya dua dimensi bertransformasi menjadi jarring tiga dimensi yang sangat memukau. Bentuknya sering tampak serupa kubah, bola, corong, ikan pari, atau kurva-kurva yang menggantung di sela-sela tanaman.

LABA-LABA DAN STRUKTUR KABEL
Salah satu pelajaran bagi dunia arsitektur yang dapat diperoleh dari laba-laba, ialah penerapan struktur kabel dalam bangunan-bangunan berbentang lebar. Selain itu, teknik covering sarang laba-laba juga digunakan untuk menutupi bangunan-bangunan dengan area tertutup yang luas. Laba-laba menutupi area yang cukup luas dengan jaringnya yang ringan dan mendistribusikan beban strukturnya secara merata ke seluruh pondasi yang melekat pada benda lain. Dengan cara itu, area yang luas dapat ditutupi dengan sempurna, tanpa mengakibatkan bangunan terbebani oleh berat struktur (beban mati) yang besar, seperti jika bangunan dibangun dengan konstruksi konvensional.
Metode-metode ini digunakan, selain karena kemampuannya untuk menutupi bangunan-bangunan dengan skala besar, juga karena tingkat efektifitas yang cukup tinggi dari segi bangunan. Lebih jauh, penerapan struktur kabel dapat menghasilkan desain dengan bentuk-bentuk lebih dinamis, fleksibel dam organic, serta menghasilkan bentuk-bentuk kueva yang menambah nilai estetika bangunan. Contoh penerapan struktur ini dalam bangunan, diantaranya adalah Bandar udara Jeddah.
images2.jpgimages3.jpg 
Gbr.Bandar Udara Jeddah           Stadion sepak bola


Dari gambar di atas, dapat kita lihat kesan dinamis yang dibentuk oleh lengkungan-lengkungan tenda. Secara structural, tenda-tenda itu diregangkan oleh kabel-kabel baja yang menumpu pada kolom-kolom baja. Dalam bangunan ini, kita melihat eratnya hubungan fungsi, struktur, dan estetika bangunan.
Penerapan struktur kabel pada bangunan sering terdapat pada bangunan-bangunan stadion olahraga yang memerlukan space yang luas dan benang yang bebas kolom. Kolom-kolom baja dibutuhkan sebagai penopang beban tarik yang disalurkan dari kabel-kabel yang menahan tenda. Dalam perancangannya, bentuk kolom-kolom inipun turut menentukan estetika bangunan stadion. Kekokohan kolompun sangat menentukan keberhasilan penerapan struktur kabel untuk menaungi area yang sangat luas. Dengan demikian, memang terdapat hubungan erat antara fungsi, struktur, dan keindahan.
  Telaah Ayat  “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk, atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk…” (QS. Al-Baqarah [2]: 26)
Banyak lagi ayat yang lainnya, yang mengajak manusia untuk memperhatikan benda-benda alam dengan seksama, termasuk keberadaan laba-laba dan nyamuk, dan melihat apa yang ada di sekelilingnya maupun yang berhubungan dengan keberadaan dirinya. Ajakan itu untuk dijadikan petunjuk akan adanya Pencipta yang Maha Pengatur, sehingga imannya kepada Allah SWT menjadi iman yang semakin mantap, yang berakar pada akal dan bukti yang nyata. Islam todak hanya mencakup masalah aqidah saja, namun juga syari’ah. Syari’ah tidak hanya mencakup masalah seputar sholat dan zakat saja, namun juga mencakup mu’amalah seperti system politik Islam, system ekonomi Islam, system pergaulan, dan sebagainya. Kaum muslimin diwajibkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan seluruh hukum Allah SWT dalam segala aspek kehidupan. Allah SWT berfirman:
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”(QS. Al Hasyr 7).
Begitu juga firman Allah SWT:
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu”. (QS. Al Maidah 49)
Ayat-ayat tersebut merintahkan kaum muslimin untuk menerapkan hukum-hukum Allah SWT dalam segala bidang, aqidah dan syari’ah, baik persoalan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Demikian pula sistem sosial, politik, ekonomi, dan budaya semuanya diperintahkan Allah SWT untuk diatur dengan aturan Islam. Dan ini tidak mungkin terlaksana tanpa adanya kekuasaan. Padahal, kekuasaan terhadap anggota masyarakat akan ada dengan adanya negara (daulah). Jadi, seperti disimpulkan Imam An Nabhani (Sistem Khilafah hal 2) tuntutan itu merupakan kewajiban untuk mendirikan pemerintahan yang menerapkan hukum syari’at Islam.
Berkaitan dengan hal ini, Abdullah bin Umar meriwayatkan:
 Aku mendengar Rasulullah berkata: Barangsiapa melepaskan tangannya dari bai’ah niscaya Allah akan menemuinya di hari kiamat tanpa punya alasan dan barangsiapa mati dan tak ada bai’ah di pundaknya maka mati bagai mati jahiliyah(HR. Muslim).
Adanya kalimat “bagai mati jahiliyah” dalam hadits tadi menunjukkan bahwa setiap muslim harus mempunyai bai’ah di pundaknya. Selain itu, dalam hadits tadi disebutkan “barangsiapa mati dan tak ada bai’ah di pundaknya” bukannya “barangsiapa mati dan tidak membai’at”. Hal ini menunjukkan bahwa yang wajib itu adalah adanya bai’at di pundak. Padahal, baiat baru ada di pundak kaum muslimin kalau terdapat khalifah/imam yang memimpin khilafah. Jadi, yang wajib itu adalah adanya khalifah/ imam melalui tegaknya khilafah. Sabda Rasulullah SAW :
Barangsiapa membaiat seorang imam, meletakkan tangannya dan menyerahkan buah hatinya, hendaklah ia mentaatinya semaksimal mungkin. Dan jika datang orang lain hendak merampasnya maka penggallah leher orang itu(HR. Muslim).
Banyak lagi ayat dan hadits yang berkaitan dengan hal ini.Selain Al-Quran dan As Sunnah, Ijma’ Sahabat pun menunjukkan wajibnya menegakkan Khilafah. Oleh karena itu, marilah kita berjuang bersama untuk menegakkan khilafah, agar syari’at Islam bisa diterapkan secara kaffah.
Dikutip dari: buku ”Membaca Konsep Arsitektur Vitruvius dalam Al-Qur’an, yang ditulis    oleh Aulia Fikrianti Muchlis, MT dan Yulia Eka Putri, ST.