Rabu, 12 Oktober 2011

TUGAS AKHIR Q "AQUATIC CENTRE" DI SURABAYA

             Latar Belakang

Kita sering mendengar idiom yang cukup popular “ di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”. Idiom ini dapat menunjukkan betapa pentingnya tubuh yang sehat itu. Hal ini dapat diperoleh dengan berolahraga. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia dimana saja.  Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan manusia karena olahraga merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat meningkatkan kondisi fisik manusia baik jasmani maupun rohani dan memberikan kesenangan. Olahraga dapat memberikan kesehatan bagi manusia juga dapat sebagai sarana rekreasi.
Bahkan pada masa sekarang ini olahraga memberikan pengaruh bagi citra bangsa dan negara. Negara yang memiliki prestasi banyak di bidang olahraga akan membuat negara tersebut dikenal di dunia. Brazil misalnya, merupakan negara yang sangat kuat di bidang olahraga khususnya sepakbola. Akibatnya Brazil sangat dikenal di dunia olahraga khususnya bidang sepakbola. Contoh lain misalnya Negara China, yang telah terbukti sebagai negara yang sering berprestasi di bidang olahraga sehingga menjadi sebuah kekuatan besar di Asia.
Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di Dunia yang seharusnya Olahraga Air menjadi olahraga yang popular di masyarakat. Akan tetapi keadaan ternyata sebaliknya, Olahraga Sepak Bola merupakan olahraga paling popular di indonesia meskipun olahraga ini minim prestasi di tingkat Internasional. Pretasi Olahraga Air di Indonesia memang memprihatinkan negara kita hanya bisa bersaing di tingkat Asia Tenggara, sulit untuk bersaing di tingkat Asia ataupu tingkat dunia. Olahraga Air di Indonesia sangat potensial bila dikembangkan dengan serius, apabila banyak sarana untuk berlatih dan tentunya berstandart Internasional agar negara kita bisa bersaing di tingkat dunia.
Prestasi Indonesia di bidang olahraga akhir-akhir ini semakin menurun. Selama ini Indonesia hanya mengandalkan cabang Olahraga Bulutangkis untuk mengukir prestasi di pentas olahraga Internasional. Seperti kita ketahui pada 5 pergelaran Olimpiade 1992-2008, Indonesia selalu bisa mendapatkan 1-2 emas yang semuanya didapatkan dari Olahraga Bulutangkis. Lalu jika Bulutangkis tidak lagi dipertandingkan, apakah Indonesia untuk ke depannya masih mampu mendapatkan emas olimpiade lagi.
 Terpuruknya prestasi olahraga nasional, disamping masih rendahnya komitmen politik olah raga, juga dijauhkannya sarana dan prasarana pembinaan dari ranah pendidikan. Jadi, untuk bisa membangkitkan prestasi olahraga nasional diperlukan komitmen pemerintah yang tinggi. Selain perlu dibangun sarana dan prasarana olahraga di setiap provinsi.
Melihat kenyataan tersebut, perlu adanya suatu alternatif lain untuk mengembangkan olahraga Indonesia. Minimnya prestasi itu bisa sedikit diperbaiki melalui potensi olahraga renang. Pada olimpiade tahun 1996 dan tahun 2000 kita mampu meraih medali perunggu di Cabang Renang melalui Richard Sam Bera. Namun setelah itu Olahraga Renang tak pernah lagi menyumbangkan medali. Banyak yang mengatakan minimnya prestasi di bidang Olahraga Renang ini dikarenakan minimnya kegiatan perlombaan renang dalam negeri. Hal ini sebagai imbas minimnya fasilitas berupa aquatic center dalam negeri. Kalaupun ada, fasilitas semacam itu yang ada di dalamnya masih kurang representatif untuk mengakomodasi segala kegiatan kompetisi renang. Hal inilah yang memicu untuk dihadirkannya sebuah Nasional Aquatic Center yang memiliki fasilitas yang sama dengan yang dimiliki oleh kota-kota penyelenggara olimpiade seperti Water Cube di Beijing, Aquatic Olympic Park di Sydney atau National Aquatic Center milik London yang masing-masing memilki fasilitas lengkap seperti adanya ruang kendali penyiaran, ruang konferensi pers, tribun VIP, dan lain-lain.
Maka dari itu untuk membangkitkan perkembangan Olahraga Renang di Indonesia, perlu adanya fasilitas Pusat Olahraga Air atau Aquatic Center berstandart internasional, yang tentunya aman, nyaman dan sehat. Aquatic Center Berstandart Olimpiade ini ditujukan sebagai wadah untuk lebih menyatukan seluruh atlet-atlet olahraga air se- Indonesia agar bisa sering berkumpul dan bisa lebih sering mengadakan perlombaan renang se-Indonesia. Sehingga Indonesia dapat mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan dari para atletnya dan juga dari bangunannya.
Selain itu Olahraga Renang dan sejenisnya juga sangat baik bagi kesehatan dan bisa memperbaiki penampilan seperti menambah tinggi badan dan menurunkan berat badan. Hal ini juga yang mendasari untuk dihadirkannya suatu tempat yang berfungsi mengembangkan olahraga renang baik untuk membangunkan kembali geliat olahraga renang dan mengembangkan potensi-potensi muda yang memilki bakat renang serta mampu untuk membantu dalam meningkatkan kualitas fisik masyarakat.
 Gagasan untuk menyediakan tempat olahraga yang memiliki fasilitas berbeda dan menawarkan suasana yang berbeda pula, namun dapat memberikan nilai lebih dalam hiburan. Salah satu olahraga rekreasi yang banyak di sukai semua kalangan baik dari anak-anak sampai orang tua adalah olahraga air. Terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang ke arena kolam renang ataupun pantai pada akhir pekan maupun hari libur. 
 Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, demi menunjang perkembangan olahraga renang dan sejenisnya di Indonesia, perlu adanya sebuah sarana yang dapat memotivasi para atlet utuk lebih rajin berlatih, menguatkan mental mereka, dan membangkitkan kecintaan mereka terhadap Indonesia. 

8 Cara Melatih Otak Kanan 
 
Pernahkah kita (bahkan sering) tidak percaya diri bahwa kita KREATIF? Itu hanyalah anggapan yang justru menenggelamkan kepercayaan diri kita untuk bertindak kreatif! Berpikir dan bertindak kreatif adalah suatu upaya untuk menggunakan otak kanan (hemispher otak sebelah kanan) secara lebih aktif. Selama ini, kebanyakan orang hanya menggunakan otak kiri-nya yang berkaitan dengan bahasa, logika, dan simbol simbol dan diarahkan pada pemikiran linear dan vertical (dari satu kesimpulan logis ke kesimpulan logis lainnya).

Secara lebih seimbang, otak kanan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi emosi, intuitif, dan spasial serta bekerja berdasarkan kaleidoskop dan berpikir lateral (mempertimbangkan masalah dari semua sisi dan sampai pada hal yang berbeda) merupakan bagian otak yang berperan penting dalam kreatifitas.

Otak kanan akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang tidak konvensional, tidak sistematis, dan tidak terstruktur. Hal ini tidak berarti hasil pemikiran otak kanan merupakan sesuatu yang sembarangan, namun hasil pemikiran otak kanan berkaitan dengan sesuatu yang baru, yang tidak biasa, dan berbeda dari apa yang ada sebelumnya.


Berikut 8 cara yang dapat dilakukan untuk melatih otak kanan:

1. Selalu bertanya; “Apakah ada cara lain..??” “Dengan begitu, otak kita dipacu untuk mencari alternative-alternatif terbaik!”

2. Menentang kebiasaan, rutinitas, dan tradisi. “nih dia gan,, wajar aja seorang entrepreneur pasti punya latar belakang yang tidak biasa dan menentang tradisi!”

3. Memainkan permainan - permainan mental, berusaha melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Ayo gan main rubik! Ngelatih otak n emosi banget tuh!”

4. Menyadari bahwa ada lebih dari 1 jawaban yang benar. “Ini gak boleh dilakukan bagi anak SMA yang sedang ujian pilihan ganda! Karena hanya; PILIHLAH SATU JAWABAN YANG BENAR!”

5. Melihat masalah sebagai batu loncatan untuk menemukan ide-ide baru. “Kalau dapet masalahnya terlalu banayak dan berat, berarti sedang di Uji sama yang DI ATAS! Mending segera tobat n banyak berdo’a deh.. hehe”

6. Melihat kesalahan dan kegagalan sebagai sarana untuk memperoleh keberhasilan. “Jangan dikit - dikit ngeluuuuuuuuh aja kerjaanya! Gak guna!”

7. Menghubungkan ide-ide yang tidak berhubungan untuk menemukan solusi yang baru dan inovatif. “Jangankan menghubungkan ide, ber-ide aja susah.. yang ada juga copas ide!”

8. Memiliki “keteramplian helicopter” yaitu melihat dari atas dan menyeluruh terhadap berbagai hal rutin yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan kemudian mengambil keputusan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Kamis, 28 April 2011

Mengapa profesi Arsitek belum diakui penuh seperti Dokter

MENGAPA PROFESI ARSITEK BELUM DIAKUI PENUH SEPERTI DOKTER













"Belum diakui penuh

Sebetulnya tidak sangat berbeda dari profesi-profesi lain yang semula belajar dari praktik kehidupan masyarakat, seperti ilmu ketabiban. Para sinsei di timur, timur tengah, dan barat belajar lewat proses magang dari para guru dan suhu ditengah masyarakat. Baru kemudian datanglah fakultas-fakultas kedokteran pada perguruan-perguruan tinggi formal. Ini sangat berhubungan dengan sifat dan proses birokratisasi juga yang tak terelakkan dalam masyarakat yang semakin canggih pengorganisasiannya. Tetapi, dokter sudah (terpaksa) dihargai masyarakat. Arsitek belum. Orang sakit berakal sehat atau terpelajar datang ke
dokter tidak dengan tuntutan minta pil kapsul ini, suntikan itu, mendikte si dokter obat apa yang harus diberikan agar dia sembuh.

Tetapi kepada arsitek orang datang dengan seperangkat permintaan dan pendiktean sesuka selera. Harus seperti gedung ini dari Amsterdam, minta jendela seperti di Hongkong, harus pakai tiang ini dari Yunani dan harus meniru bentuk-bentuk yang "tidak kalah dengan" Singapura dan seterusnya. Arsitek bahkan dianggap lebih rendah daripada dukun, karena kepada dukun sekalipun orang tidak mendiktekan resep..... "

(Arsitek _ oleh Y.B. Mangunwijaya
Kompas, 16 September 1993)