Rabu, 25 Juni 2014

PESAN DAN PETUAH PAHLAWAN NASIONAL

1.Nyi Ageng Serang:


“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa,
kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan, tidak akan
terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugrahNya yang tiada ternilai harganya” 

(Disampaikan pada saat Nyi Ageng Serang mendengarkan keluhan keprihatinan para pengikut/ rakyatnya akibat perlakuan kaum penjajah)

2.Jenderal Sudirman:
“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah saya, Saya akan meneruskan perjuangan ini. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus untuk negeri ini”
(Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman sesungguhnya
dalam keadaan sakit, ketika menjawab peryataan Presiden yang menasehatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya)

3.Prof. DR. R. Soeharso:
“Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu lah kita wajib memperbaikinya”
(Pernyataan sebagai seorang nasionalis dan patriotis)

4.Prof. Moh. Yamin, SH:
“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi
memang benar-benar didukung oleh kekuatan- kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa Indonesia sendiri”
(Disampaikan pada kongres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar,dimana ia menjabat sebagai sekretaris).

5.Supriyadi:
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat,kedudukan ataupun gaji yang tinggi”
(Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia yang dihadiri beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan pemerintah Jepang)

6.Teuku Nyak Arif:
“Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama”
(Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR Seluruh Sumatra)

7.Abdul Muis :
“Jika orang lain bisa, saya pun juga bisa, mengapa pemuda pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang”
(Menceritakan pengalamannya di luar negeri kepada para pemuda di Sulawesi, ketika Abdul Muis melakuan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad wakil SI)

8.Pangeran Sambernyowo/ KGPAA Mangkunegoro I:
*) Rumangso melu handerbeni (merasa ikut memiliki)
*) Wajib melu hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan)
*) Mulat Sario hangroso wani (mawas diri dan berani bertanggung jawab)

(Merupakan prinsip Tri Dharma yang dikembangkan oleh Mangkunegoro I)

9.Bung karno:
“Sekali poen kita haroes kembali pada tjara ampoetasi tanpa obat bioes dan mempergoenakan daoen pisang sebagai perban,namoen djangan biarkan doenia berkata bahwa
kemerdekaan kita dihadiahkan dari dalam tas seorang diplomat. Perlihatkan kepada doenia bahwa kita membeli kemerdekaan itu dengan mahal, dengan darah, keringat dan tekad jang tak koendjoeng padam. Ingatlah, sekali poen para pemimpin tertangkap, orang jang di bawahnja haroes
menggantikannja, baik ia militer maoepoen sipil. Dan Indonesia tidak akan menjerah!”

(Pesan Bung Karno kepada Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam detik-detik Agresi Militer Belanda
tanggal 19 Desember 1948)

10.MOH.HATTA
"Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi".
- Mohammad Hatta -

11.BUNG KARNO
"350 tahun bangsa ini dihisap oleh kolonialisme, sekarang adalah saat kita melepaskan diri dari penghisapan manusia atas manusia lainnya, dan untuk tujuan itulah Indonesia
didirikan, dan karena itulah Indonesia akan mencapai kebesarannya serta kemakmurannya". 
-Soekarno-

12.Ing ngarso sung tulodho,ing madyo mangun karso,tut wuri handayani. -Ki Hajar Dewantara - 
(yang di depan hendaknya memberi contoh/menjadi teladan,yang di tengah mendukung dan memberikan semangat,yang di belakang mengikuti yg di depan dan di tengah )

Jumat, 20 Juni 2014

Jangan Tanyakan Apa yang Dapat Negara Perbuat Kepada Kita, Tanyakan Apa yang Dapat Kita Perbuat kepada Negara

Aku ini bukan tipe orang yang suka menuntut Pemerintah terlalu banyak agar memenuhi kewajibannya sebagai pembantu masyarakat. Mohon maaf saja, tapi Aku pikir orang-orang yang sukanya hanya menuntut para pelayan masyarakat ini untuk mengerjakan sesuatu dengan sangat maksimal dan sempurna juga tidak selalu bisa disebut sebagai pembela masyarakat yang baik jika sikap mereka masih saja seperti sedang meremehkan kerja orang lain. Penting untuk disadari bahwa Pemerintah juga manusia. Walau bagaimanapun juga mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kita, mereka tetap saja seorang manusia yang juga ingin punya waktu dan kesempatan yang sama untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Tapi… itu juga bukan berarti bahwa kita tidak perlu untuk melakukan penuntutan jika kita sadar bahwa kerja Pemerintah saat itu tidak memuaskan. Aku hanya ingin mengatakan bahwa, jika memang kita sudah tidak percaya lagi dengan kerja Pemerintah, mengapa kita tidak mencoba untuk melakukan semuanya sendiri? Bukankah kita masih punya dua tangan dan dua kaki yang bisa digunakan untuk melakukan sesuatu?
Ambillah satu contoh sederhana. Anda mengeluh, “Pemerintah tidak bekerja secara maksimal, buktinya mereka masih saja gagal mengentaskan kemiskinan di negara kita!”
Lalu apa yang sudah Anda lakukan untuk membantu kerja mereka? Anda merasa bahwa kemiskinan masih marajelela di negara kita, lalu apa yang sudah Anda lakukan untuk orang-orang miskin di sekitar Anda? Kalau selama ini Anda ternyata juga tidak pernah melakukan apa-apa untuk mereka, lebih baik jangan berkomentar banyak-banyak soal kerja Pemerintah! Hanya orang-orang yang sudah ikut berkontribusi dengan perkembangan negara saja yang boleh ikut berkomentar soal baik-buruknya kerja Pemerintah.
Mengenai peranku sebagai seorang masyarakat dan sebagai bagian dari sebuah negara, Aku selalu berprinsip pada hal ini: “Jangan tanyakan apa yang sudah negara berikan kepada kita. Tapi tanyakanlah pada diri kita, apa yang bisa kita berikan pada negeri dan bangsa ini”.