[ Jum'at, 21 Mei 2010 ]
Konflik Internal ITATS Memanas, Mahasiswa Datangi Kantor Pengurus YPTS
Dua Kubu Saling Klaim Pjs Rektor
SURABAYA - Konflik internal di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) semakin panas. Kemarin (20/5), terjadi demo yang menjurus aksi anarkistis di kampus tersebut. Sejumlah perwakilan mahasiswa mendatangi Kantor Pengurus Yayasan Pendidikan Teknik Surabaya (YPTS), yayasan yang menaungi ITATS.
"Kami ingin, yayasan memberikan laporan pertanggungjawaban keuangan besok (hari ini, Red)," ungkap Joni Firmansyah, salah seorang mahasiswa yang berdemo kemarin.
Sebelum demo tersebut, rektorat melakukan rapat terbuka dengan agenda mempertanggungjawabkan laporan keuangan rektorat sejak 2006 hingga 2010. Dalam kesempatan itu, Rektor ITATS Periode 2006-2010 Hadi Setiyawan mengklaim bahwa dirinya terpilih sebagai pejabat sementara (pjs) rektor. Sebagai pjs rektor, dia bertugas mencari langkah untuk pemilihan rektor ITATS berikutnya.
Sebab, sejak konflik mengemuka Januari lalu, pemilihan rektor tidak bisa berjalan sesuai prosedur. "Rektorat sudah menyampaikan pertanggungjawaban. Kami juga menunggu pertanggungjawaban dari Yayasan," katanya.
Menurut pria asal Gresik tersebut, rektorat sudah mengundang yayasan untuk hadir dalam rapat terbuka. Namun, wakil dari yayasan terus mangkir. Ketika mereka diundang pada 5 Mei dan 15 Mei lalu, wakil yayasan juga tidak datang.
Rektorat maupun civitas academica -mahasiswa serta peguyuban dosen dan karyawan- menginginkan keterbukaan dari yayasan. Mereka ingin, dana keuangan dilaporkan dan diaudit oleh tim auditor independen.
Demo yang dilakukan mahasiswa kemarin tidak dihadapi langsung oleh Ketua Pengurus YPTS Abdul Zikri. Mereka hanya dihadapi Suheni, bendahara yayasan, yang berada di Kantor YPTS ITATS. Terpisah, di Kantor YPTS lainnya di kawasan Kendangsari, Abdul menjelaskan duduk permasalahan yang selama ini menjerat ITATS. "Kami merasa, semua yang kami lakukan sudah sesuai prosedur," ungkap pria 56 tahun tersebut.
Menurut dia, justru rektorat yang tidak melangkah berlandaskan aturan hukum statuta kampus dan logika berpikir. Dia menegaskan, tidak ada kewajiban bagi pengurus YPTS untuk melaporkan pertanggungjawaban keuangan kepada rektor, apalagi mahasiswa.
''Mana ada, atasan dimintai pertanggungjawaban oleh bawahan. Pengurus wajib mempertanggungjawabkan keuangan kepada pembina yayasan. Itu sudah dilakukan,'' jelasnya.
Ketika ditanya mengapa mangkir dari undangan kemarin, Zikri menyatakan, seharusnya rektorat sejak jauh hari memberikan salinan laporan pertanggungjawaban itu. ''Kami belum menerima salinan. Seharusnya, kan sudah diberikan dulu biar dipelajari,'' ujarnya.
Zikri mengkritik pengangkatan pjs yang dilakukan senat dan rektor. Seharusnya, menurut dia, pihak yang berhak mengangkat rektor adalah yayasan. ''Masak, senat mengangkat rektor? Yang ngangkat senat kan rektor. Kok, jadi angkat-angkatan? Apalagi, ketua senat juga rektor. Artinya, rektor mengangkat dirinya sendiri,'' ungkapnya.
Dia menyatakan, yayasan sudah mengangkat pjs rektor ITATS. Dia adalah Ir Hari Agus Sujono, dosen jurusan informatika kampus tersebut. ''Agar mahasiswa tidak salah paham, rektor yang sesuai dengan aturan adalah Pak Hari Agus Sujono,'' tegasnya mengakhiri pembicaraan. (rio/dan/upi/c12/aww)
SURABAYA - Konflik internal di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) semakin panas. Kemarin (20/5), terjadi demo yang menjurus aksi anarkistis di kampus tersebut. Sejumlah perwakilan mahasiswa mendatangi Kantor Pengurus Yayasan Pendidikan Teknik Surabaya (YPTS), yayasan yang menaungi ITATS.
"Kami ingin, yayasan memberikan laporan pertanggungjawaban keuangan besok (hari ini, Red)," ungkap Joni Firmansyah, salah seorang mahasiswa yang berdemo kemarin.
Sebelum demo tersebut, rektorat melakukan rapat terbuka dengan agenda mempertanggungjawabkan laporan keuangan rektorat sejak 2006 hingga 2010. Dalam kesempatan itu, Rektor ITATS Periode 2006-2010 Hadi Setiyawan mengklaim bahwa dirinya terpilih sebagai pejabat sementara (pjs) rektor. Sebagai pjs rektor, dia bertugas mencari langkah untuk pemilihan rektor ITATS berikutnya.
Sebab, sejak konflik mengemuka Januari lalu, pemilihan rektor tidak bisa berjalan sesuai prosedur. "Rektorat sudah menyampaikan pertanggungjawaban. Kami juga menunggu pertanggungjawaban dari Yayasan," katanya.
Menurut pria asal Gresik tersebut, rektorat sudah mengundang yayasan untuk hadir dalam rapat terbuka. Namun, wakil dari yayasan terus mangkir. Ketika mereka diundang pada 5 Mei dan 15 Mei lalu, wakil yayasan juga tidak datang.
Rektorat maupun civitas academica -mahasiswa serta peguyuban dosen dan karyawan- menginginkan keterbukaan dari yayasan. Mereka ingin, dana keuangan dilaporkan dan diaudit oleh tim auditor independen.
Demo yang dilakukan mahasiswa kemarin tidak dihadapi langsung oleh Ketua Pengurus YPTS Abdul Zikri. Mereka hanya dihadapi Suheni, bendahara yayasan, yang berada di Kantor YPTS ITATS. Terpisah, di Kantor YPTS lainnya di kawasan Kendangsari, Abdul menjelaskan duduk permasalahan yang selama ini menjerat ITATS. "Kami merasa, semua yang kami lakukan sudah sesuai prosedur," ungkap pria 56 tahun tersebut.
Menurut dia, justru rektorat yang tidak melangkah berlandaskan aturan hukum statuta kampus dan logika berpikir. Dia menegaskan, tidak ada kewajiban bagi pengurus YPTS untuk melaporkan pertanggungjawaban keuangan kepada rektor, apalagi mahasiswa.
''Mana ada, atasan dimintai pertanggungjawaban oleh bawahan. Pengurus wajib mempertanggungjawabkan keuangan kepada pembina yayasan. Itu sudah dilakukan,'' jelasnya.
Ketika ditanya mengapa mangkir dari undangan kemarin, Zikri menyatakan, seharusnya rektorat sejak jauh hari memberikan salinan laporan pertanggungjawaban itu. ''Kami belum menerima salinan. Seharusnya, kan sudah diberikan dulu biar dipelajari,'' ujarnya.
Zikri mengkritik pengangkatan pjs yang dilakukan senat dan rektor. Seharusnya, menurut dia, pihak yang berhak mengangkat rektor adalah yayasan. ''Masak, senat mengangkat rektor? Yang ngangkat senat kan rektor. Kok, jadi angkat-angkatan? Apalagi, ketua senat juga rektor. Artinya, rektor mengangkat dirinya sendiri,'' ungkapnya.
Dia menyatakan, yayasan sudah mengangkat pjs rektor ITATS. Dia adalah Ir Hari Agus Sujono, dosen jurusan informatika kampus tersebut. ''Agar mahasiswa tidak salah paham, rektor yang sesuai dengan aturan adalah Pak Hari Agus Sujono,'' tegasnya mengakhiri pembicaraan. (rio/dan/upi/c12/aww)
Joni Firmansyah | "Kami ingin, yayasan memberikan laporan pertanggungjawaban keuangan besok (hari ini, Red)," ungkap Joni Firmansyah, salah seorang mahasiswa yang berdemo kemarin. |
Rektorat | Sebab, sejak konflik mengemuka Januari lalu, pemilihan rektor tidak bisa berjalan sesuai prosedur. "Rektorat sudah menyampaikan pertanggungjawaban. Kami juga menunggu pertanggungjawaban dari Yayasan," katanya. |
Abdul | Demo yang dilakukan mahasiswa kemarin tidak dihadapi langsung oleh Ketua Pengurus YPTS Abdul Zikri. Mereka hanya dihadapi Suheni, bendahara yayasan, yang berada di Kantor YPTS ITATS. Terpisah, di Kantor YPTS lainnya di kawasan Kendangsari, Abdul menjelaskan duduk permasalahan yang selama ini menjerat ITATS. "Kami merasa, semua yang kami lakukan sudah sesuai prosedur," ungkap pria 56 tahun tersebut. |
Tidak ada kewajiban bagi pengurus YPTS | Menurut dia, justru rektorat yang tidak melangkah berlandaskan aturan hukum statuta kampus dan logika berpikir. Dia menegaskan, tidak ada kewajiban bagi pengurus YPTS untuk melaporkan pertanggungjawaban keuangan kepada rektor, apalagi mahasiswa. |
Zikri | Ketika ditanya mengapa mangkir dari undangan kemarin, Zikri menyatakan, seharusnya rektorat sejak jauh hari memberikan salinan laporan pertanggungjawaban itu. ''Kami belum menerima salinan. Seharusnya, kan sudah diberikan dulu biar dipelajari,'' ujarnya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar